watchgmctv.com – Dalam momen dramatis di pengadilan Massachusetts, Karen Read akhirnya bisa bernapas lega setelah dinyatakan tidak bersalah atas dakwaan pembunuhan terhadap pacarnya, John O’Keefe, seorang polisi Boston. Dari semua dakwaan yang diajukan, satu-satunya yang terbukti adalah tuduhan ringan: Operating Under the Influence (OUI), atau mengemudi di bawah pengaruh alkohol.
Suasana di luar gedung pengadilan pun langsung pecah dengan sorakan setelah vonis tersebut dibacakan. Sementara itu, di dalam ruang sidang, Read terlihat menangis penuh emosi, didampingi oleh tim pengacaranya. Ini adalah akhir dari proses hukum yang cukup melelahkan—retrials yang berlangsung selama lebih dari tujuh minggu dan melibatkan lebih dari 30 hari kesaksian.
Proses Sidang yang Panjang dan Menegangkan
Putusan bebas ini datang setelah lebih dari 20 jam perundingan intensif oleh juri. Mereka telah duduk mendengarkan bukti-bukti dan argumen dari kedua belah pihak, yang kali ini tampak lebih strategis dan terfokus dibanding sidang sebelumnya.
Hakim Beverly J. Cannone tetap menahan daftar nama juri demi keamanan, mengingat kekhawatiran yang pernah muncul di persidangan tahun lalu. Ini menjadi bukti betapa sorotan publik begitu besar dalam kasus ini.
Vonis yang Mengubah Arah Kasus
Juri memutuskan bahwa Read tidak bersalah atas dakwaan pembunuhan tingkat dua dan pembunuhan karena kelalaian saat mengemudi dalam keadaan mabuk. Namun, mereka tetap menjatuhkan putusan bersalah untuk OUI, pelanggaran yang dianggap paling ringan dalam hierarki dakwaan.
Hakim Cannone menyetujui rekomendasi jaksa untuk memberikan hukuman berupa program rehabilitasi 24(d), yang mencakup perawatan rawat jalan, kehilangan SIM sementara, serta masa percobaan satu tahun. Tim pembela pun menerima putusan ini dengan terbuka, menekankan bahwa klien mereka tidak minta perlakuan khusus.
Reaksi Keluarga dan Publik
Keluarga korban, John O’Keefe, tampak terpukul dengan hasil sidang. Adik korban, Paul O’Keefe, terlihat menunduk dan menggeleng pelan saat vonis bersalah untuk OUI diumumkan—satu-satunya dakwaan yang diterima juri.
Sementara itu, di luar gedung pengadilan, Read menyampaikan bahwa dialah orang yang paling keras memperjuangkan keadilan untuk John. Ayahnya, Bill Read, menyatakan rasa syukur kepada Tuhan dan mengatakan bahwa keluarganya siap memulai kembali hidup mereka.
Strategi Hukum yang Mengubah Permainan
Dalam retrial kali ini, strategi hukum dari tim pembela mengalami perubahan signifikan. Alih-alih fokus menuding pihak lain sebagai pelaku seperti di sidang pertama, tim pengacara lebih memilih mengedepankan bukti fisik dan ilmiah.
Mereka berargumen bahwa tubuh John O’Keefe tidak menunjukkan tanda-tanda khas korban tabrak lari, seperti patah tulang atau memar di lengan dan kaki. Pengacara juga menyoroti penyelidikan yang dinilai terburu-buru dan kurang profesional, termasuk kesalahan oleh aparat kepolisian.
Jack Lu, pensiunan hakim Pengadilan Tinggi, menyebut hasil ini sebagai “kemenangan mengejutkan” bagi pihak pembela. Ia juga mencatat bahwa dalam kasus OUI pertama, hukuman penjara sangat jarang terjadi.
Penutup
Kasus Karen Read mencerminkan bagaimana proses hukum bisa berkembang secara drastis tergantung pada pendekatan, bukti, dan persepsi publik. Dengan hanya dijatuhi hukuman untuk pelanggaran OUI, Read terhindar dari ancaman hukuman seumur hidup yang sempat membayangi.
Sementara itu, keluarga O’Keefe dan publik masih terpecah dalam pendapat soal keadilan yang sebenarnya. Yang jelas, drama hukum ini menegaskan pentingnya kejelasan bukti dan akurasi penyelidikan, terutama dalam kasus yang menyangkut nyawa manusia.