Ketegangan Timur Tengah Kembali Meningkat, China Didorong Berperan Redam Aksi Iran

watchgmctv.com – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, menyerukan kepada China agar segera bertindak dan mencegah Iran menutup Selat Hormuz. Jalur pelayaran ini menjadi nadi utama distribusi energi global. Ketegangan tersebut langsung mendorong harga minyak dunia melonjak di awal pekan.

Rubio menyampaikan pernyataannya setelah media Iran melaporkan bahwa parlemen negara tersebut menyetujui usulan penutupan Selat Hormuz. Keputusan akhir tetap berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran. Mengingat posisi China sebagai pembeli utama minyak Iran, Beijing dinilai punya potensi besar untuk menahan langkah ekstrem Iran.

China Diminta Bertindak Lewat Diplomasi

Dalam wawancara dengan Fox News, Rubio menegaskan bahwa China sangat tergantung pada pasokan minyak dari kawasan tersebut. Ia mendesak pemerintah China untuk menghubungi Iran secara langsung dan menyampaikan dampak yang akan timbul bila Selat Hormuz benar-benar ditutup. Menurut Rubio, langkah itu akan menghancurkan perekonomian Iran sendiri dan memicu dampak ekonomi luas.

Amerika Serikat sudah mengerahkan sistem pertahanan ke kawasan Timur Tengah. Persiapan ini dilakukan menyusul serangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran. Meskipun belum ada konfirmasi rinci soal kerusakan, ketegangan antarnegara semakin memanas.

Harga Minyak Bergerak Naik

Harga minyak Brent sempat mencapai $81,40 per barel pada awal perdagangan Senin, sebelum akhirnya menurun ke sekitar $78. Kenaikan ini masih tergolong ringan, namun para analis memperingatkan bahwa eskalasi konflik bisa mendongkrak harga lebih jauh dan berdampak ke sektor lain seperti transportasi dan logistik.

Saul Kavonic, Kepala Riset Energi di MST Financial, menjelaskan bahwa potensi penutupan Selat Hormuz bukan hanya masalah regional. Ia menekankan bahwa dampaknya akan dirasakan secara global, mulai dari harga BBM hingga bahan pokok di supermarket.

Peran Strategis China

Berdasarkan data dari Vortexa, China mengimpor lebih dari 1,8 juta barel minyak per hari dari Iran pada bulan lalu. Angka itu menunjukkan ketergantungan besar yang berisiko bagi kedua pihak jika hubungan memburuk. Langkah agresif Iran justru berpotensi merusak kerja sama ekonomi dengan pelanggan utamanya.

Vandana Hari, seorang analis energi, memperkirakan bahwa Iran akan menerima lebih banyak kerugian jika menutup Selat Hormuz. Ia mengingatkan bahwa tindakan seperti itu bisa memicu kemarahan dari negara-negara tetangga dan dari China sendiri.

Seruan Gencatan Senjata dari Beijing

Beijing menyerukan agar seluruh pihak menghindari eskalasi dan segera menghentikan penggunaan kekuatan militer. Duta Besar China untuk PBB, Fu Cong, menyatakan bahwa serangan militer Amerika Serikat telah mengganggu kredibilitasnya dan memperburuk ketegangan di kawasan.

Media pemerintah China, Global Times, juga mengkritik peran AS dalam konflik ini. Menurut mereka, keterlibatan Amerika telah memperumit situasi dan menciptakan ketidakstabilan baru yang berdampak pada perdamaian global.